(0362) 21746
camatsawan50@gmail.com
Kecamatan Sawan

KERAJINAN RINDIK

Admin sawan | 17 September 2013 | 5203 kali

Di Desa Menyali terdapat sebuah kesenian yang sangat terkenal hingga ke luar daerah, yakni kesenian Rindik. Rindik adalah alat musik yang terbuat dari batang bambu yang dibentuk sedemikian rupa hingga mampu menghasilkan suara merdu saat dipukul. Alat yang digunakan untuk memukul rindik disebut panggul. Jumlah panggul yang digunakan adalah dua batang dan tiga batang. Para pemain rindik profesional biasanya menggunakan tiga batang panggul.

 
Rindik digunakan sebagai alat musik pengiring joged, tarian maupun gong kebyar. Rindik dapat juga digunakan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional yang diiringi musik kolaborasi. Di Desa Menyali, rindik paling sering digunakan sebagai pengiring tarian joged.
 
Rindik yang ada di Desa Menyali terdiri dari 2 tipe, yakni rindik gerantang dan rindik jegog. Rindik gerantang memiliki daun yang terbuat dari bambu pipih dengan alas bambu batang sebagai tabung suara di bagian bawahnya. Bambu piih yang digunakan adalah bagian bawah bambu (bongkol bambu) dan tabung batang bambu terbuat dari bagian atas bambu yang sifatnya lebih muda daripada bagian bawahnya. Sedangkan, rindik jegog terbuat dari bagian bawah bambu dan secara langsung berbentung tabung batang bambu tanpa alas layaknya rindik gerantang.
 
Rindik gerantang adalah rindik yang asli berasal dari dalam Kabupaten Buleleng. Ciri khasnya adalah dilengkapi dengan alas tabung yang terbuat dari batang bambu bagian atas. Batang bambu ini dipilih dari bagian atas pohon bambu, karena lebih muda dibandingkan bagian bawah pohon bambu. Batang bambu ini hanya berfungsi sebagai suara pembantu yang beresonansi akibat suara dari bambu pipih.
 
Rindik Jegog merupakan adaptasi dari daerah lain, yakni Kabupaten Jembrana. Hal ini menyebabkan bentuk Rindik Jegog berbentuk sama dengan Jegog di Jembrana. Jumlah nada dari bambu penghasil nada disamakan dan diadaptasikan dengan nada yang digunakan pada rindik Gerantang.
 
Salah seorang pengerajin Rindik yang paling terkenal adalah Ketut Suamba. Ketut Suamba menekuni kerajinan pembuatan alat musik Rindik di rumahnya sendiri di Jalan Raya Sawan-Jagaraga di Desa Menyali. Beliau memiliki pengalaman tentang pembuatan Rindik. Pengalaman-pengalaman beliau selalu didasarkan pada wawasannya yang luas mengenai filosofi pembuatannya baik secara sekala (material) maupun niskala (spiritual).




 
Bambu yang digunakan didapat dari Desa Bungkulan. Ketut Suamba memiliki banyak kerabat yang berasal dari Desa Bungkulan. Bambu bahan rindik lebih sering diperoleh tanpa membeli, melainkan dengan cara barter barang. Hal ini memiliki makna menjalin keakraban di desa.
 
Ketut Suamba mengerjakan Rindik dirumahnya seorang diri tanpa memiliki karyawan. Hal ini didasari oleh filosofinya yang dalam tentang pembuatan Rindik. Beliau percaya bahwa rindik juga memiliki jiwa, karena bahan yang digunakan berasal dari makhluk hidup, yakni tumbuhan bambu. Rindik memiliki nilai spiritual karena setiap bambu penghasil nada berhubungan dengan para Dewa perwujudan Tuhan. Oleh karena itu, setiap pagi Ketut Suamba selalu menyiapkan dupa dan kelengkapan-kelengkapan upacara untuk memohon ijin dan petunjuk kepada para Dewa perwujudan Tuhan. Beliau percaya bahwa petunjuk dan tuntunan Tuhan akan selalu mengarah kepada hasil kerajinan rindik yang benar-benar berkualitas.
 
Pemasaran kerajinan Rindik tidak hanya di kalangan wisatawan dalam negeri, melainkan juga wisatawan luar negeri. Pembeli dari luar negeri biasanya membeli rindik dengan harga Rp 500.000 dan pembeli dari dalam negeri biasanya membeli dengan harga Rp 200.000. Bahkan, Ketut Suamba sering kali tidak mengijinkan beberapa pembeli yang merupakan teman lamanya untuk membayar. Itulah wujud kebanggaan dan ketulusan Ketut Suamba dalam membuat Rindik. Dalam satu bulan, Rindik yang berhasil terjual mencapai 10 hingga 40 alat. Ketut Suamba tidak jarang kekurangan stok barang karena begitu banyaknya pesanan. Pembeli yang kehabisan stok biasanya ditanggulangi dengan mengantarkan langsung barangnya ke rumah pembeli. Pengangkutan barang dilakukan dengan mobil-mobil milik anak-anak dari Ketut Suamba.
Download disini