(0362) 21746
camatsawan50@gmail.com
Kecamatan Sawan

SEJARAH DESA SUWUG

Admin sawan | 21 Juni 2022 | 746 kali

SEJARAH DESA SUWUG

Tradisi Ngelawar Intaran di Desa Pakraman Suwug, Kecamatan Sawan, Buleleng

SINGARAJA, NusaBali
Krama Desa Pakraman Suwug, Kecamatan Sawan, Buleleng kembali menggelar tradisi ritual ‘Ngelawar Intaran’ pada Saniscara Paing Ukir, Sabtu (11/2). Sesuai namanya, Ngelawar Intaran adalah ritual menyajikan masakan tradisional lawar dengan daun Intaran sebagai pengganti daging. Tradisi ritual ini sebagai simbolik pahit manisnya kehidupan, dikaitkan dengan sejarah kelahiran Desa Pakraman Suwug yang didirikan 40 KK.

Ngelawar Intaran ini merupakan tradisi ritual yang rutin dilaksanakan krama Desa Pakraman Suwug setahun sekali saat puncak karya pujawali di Pura Desa Pakraman Suwug, yang jatuh tepat Purnamaning Kawulu. Saat digelarnya tradisi Ngelawar Intaran ini, 40 KK ‘Saye’---yang kebagian tugas khusus menyiapkan adonan---sejak pagi sudah harus berkumpul di Pura Desa Pakraman Suwug. Mereka harus menyiapkan sejumlah adonan lawar daun Intaran dan masakan khas lainnya sebagai sarana pelengkap tradisi Ngelawar Intaran.

TRADISI MAYAH PENEMPUH DI DESA PAKRAMAN SUWUG KECAMATAN SAWAN KABUPATEN BULELENG (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

Abstract

Keunikan Tradisi Mayah Penempuh ini adalah bagi perempuan yang menikah keluar desa Suwug setelah melakukan upacara perkawinan, sudah mampu baik secara mental dan material serta merupakan hasil jerih payah purusa dan predana melakukan tradisi mayah penempuh. Tradisi mayah penempuh ini dianggap membayar hutang kepada leluhur dan merupakan wujud rasa syukur atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sehingga pada kesempatan ini peneliti melaksanakan penelitian dengan judul “Tradisi Mayah Penempuh Di Desa Pakraman Suwug Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng”(Perspektif Pendidikan Agama Hindu).Adapun masalah yang akan dibahas antara lain (1) Bagaimanakah prosesi pelaksanaan tradisi Mayah Penempuh di Desa Pakraman Suwug Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng? (2) Apakah fungsi tradisi Mayah Penempuh di Desa Pakraman Suwug  Kecamatan S

awan Kabupaten Buleleng? (3) Nilai Pendidikan Agama Hindu apakah yang ada pada Tradisi  Mayah  Penempuh di Desa Pakraman Suwug Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Prosesi Tradisi Mayah Penempuh, (2) Fungsi Tradisi Mayah Penempuh, (3) Nilai pendidikan agama Hindu pada Tradisi Mayah PenempuhTeori yang digunakan untuk menganalisis masalah adalah teori religi dan teori nilai. Subjek penelitian ini adalah jero mangku, penyarikan, kelian desa adat, bendesa adat dan sarati banten. Metode pengupulan data adalah observasi, wawancara, pencatatan dokumen dan kepustakaan. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan metode analasis deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah reduksi,penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan tradisi mayah penempuh diawali dari sang mayah penempuh melapor, mempersiapkan berbagai sarana yang diperlukan, matur piuning,mulai mengikuti berkeliling dijabaan dan jeroan pura Desa pakraman Suwug, mengikuti upacara ngewayon sampai mengikuti upacara metate linggih. Fungsi yang ada dalam tradisi mayah penempuh diantaranya: fungsi religi, fungsi sosial dan fungsi pelestarian. Nilai pendidikan agama hindu yang ada dalam tradisi mayah penempuh, diantaranya: nilai susila(etika), nilai upacara atau ritual, nilai pendidikan ketuhanan, nilai pendidikan kebersamaan, nilai pendidikan kasih sayang.