Sejarah desa
Desa
sangsit berasal dari kata Sang Wangsit (Delik Sandi) dan Sang Siat (Pasukan
tempur) yaitu peranan masyarakat Desa Adat beji dan Tegal Lebah, Desa Adat
Gunung Sekar dan Desa adat Sora lepang ketika Pasukan Ki Barak Panji Sakti
mengadakan penyerangan ke wilayah Manasa, sekitar thn 1677 M.
Desa
sangsit yang dijadikan pusat pemerintahan di Lebah Manasa, maka Desa Adat ini
dibentuk dari penyatuan empat Desa adat kecil yaitu Desa Adat Gunung Sekar
(Timur), Desa Adat Tegal Menasa (Barat), Desa Adat Beji (Utara), Desa Adat
SoraLepang (Selatan).
Yang
diangkat sebagai Amancabumi di Lebah Manasa adalah I gusti Ketut Jelantik,
sehingga Desa Sangsit diberi julukan Desa Sidhi Mara.
Hal
ini disebabkan dibawah kekuasaan I Gusti Jelantik, Desa Sangsit sangat disegani
oleh Desa–Desa tua yang ada di Manasa.
Sejak
itu Pura Beji, Pura Soralepang, Pura Guung Sekar, Pura Tegal Lebah dirubah
statusnya dari Pura Desa menjadi Pura Subak. Karena desa-desa adat kecil yang
disatukan menjadi Desa Sangsit berubah statusnya menjadi Banjar Adat.
Candi Kurung Pura Beji Sangsit memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh Candi Kurung di Pura lain yang ada di kawasan Buleleng. Keunikan tersebut terletak pada hiasan topeng-topeng yang terdapat pada bagian badan Candi, hiasan topeng-topeng ini berkaitan dengan sejarah pembangunan Pura Beji Sangsit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah dan hiasan Candi kurung Pura Beji Sangsit.Tujuan untuk mengetahui tentang (1) Sejarah Candi Kurung Pura Beji Sangsit (2) Hiasan yang terdapat di Candi Kurung Pura Beji Sangsit Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Sejarah Candi Kurung Pura Beji Sangsit meliputi 1660 M Beraban Batu Lepang yang dibantu oleh para pedagang Belanda mulai merenovasi Pura Beji dan motif ukiran, hiasan, patung hingga betuk bangunan pura dan Candi Kurung ditentukan oleh Beraban Batu Lepang dan para pedagang Belanda (2) Hiasan yang terdapat di Candi Kurung Pura Beji Sangsit meliputi Pepatraan, Kekarangan, patung dan Topeng. pepatraan yang terdapat di Candi Kurung meliputi Patra Pungel, Patra wangga, Patra Pae, dan Patra Mas masan. Kekarangan yang terdapat di hiasan Candi Kurung Pura Beji Sangsit meliputi Karang Tapel, Karang Boma, Karang Sae, Karang Goak, Karang Simbar, dan Karang Asti. Patung yang terdapat di hiasan Candi Kurung Pura Beji Sangsit meliputi Patung Naga, Patung Kura-Kura, Patung Raksasa atau Kala, Patung Patih, dan Patung Bidadari. Topeng yang terdapat pada hiasan Candi Kurung merupakan topeng pasukan Tar-Tar
Sudang Lepet
Pulau Bali merupakan salah satu pulau yang memiliki banyak tradisi
dan adat budaya yang sangat kental serta alam yang sangat indah. Alam, Tradisi
dan Adat Budaya merupakan daya tarik wisata Pulau Bali, sehingga membuat banyak
wisatawan baik domestik dan asing datang untuk berwisata ke Bali. Selain itu
wisatawan yang berlibur ke Bali tidak hanya menikmati tempat wisata, tapi juga
menikmati wisata kuliner yang sangat beragam. Salah satu kuliner yang ada di
Bali Utara tepatnya Desa Sangsit, Kec. Sawan, Kab. Buleleng, Bali, yaitu olahan
ikan "SUDANG LEPET".
Sudang Lepet merupakan salah satu olahan makanan (ikan kering)
ciri khas dari Desa Sangsit, Kec. Sawan, Kab. Buleleng, Bali. Desa Sangsit adalah
satu-satunya desa yang memproduksi olahan ikan "Sudang Lepet". Dengan
proses yang sangat tradisional dapat menghasilkan cita rasa yang berbeda dari
ikan yang lainnya.
Olahan Ikan Sudang Lepet Khas Sangsit, Buleleng, Bali.
Selain memiliki cita rasa yang berbeda dengan ikan lainnya, kini
Sudang Lepet mampu bersaing di pasaran bahkan sudah mampu terjual di pasar luar
Bali seperti, Jakarta, Bogor, Surabaya bahkan ke Papua. Untuk mendapatkan ikan
"Sudang Lepet" sangat mudah, sudah banyak yang menjual di market
place dan media sosial lainnya.