SEJARAH DESA
Pada dasarnya Pembangunan merupakan suatu Ikhtiar /usaha untuk
merubah keadaan dalam waktu tertentu menuju cita-cita kehidupan yang lebih
baik,seperti halnya Pembangunan yang dilaksanakan di Desa Giri Emas.
Dengan harapan mewujudkan cita-cita kehidupan masyarakat lahir
batin serta dengan mewariskan masa depan yang lebih membahagiakan,maka
dilaksanakan upaya-upaya Pembangunan yang berkesinambungan di Desa Giri Emas
yang dilaksanakan dengan memanfaatkan segala potensi alam maupun sumber daya
manusianya.
Untuk memberi gambaran
secara menyeluruh tentang Potensi Desa serta pemanfaatanya dan langkah
kebijaksanaan pelaksanaan pembangunan yang telah dilaksanakan serta rencana untuk masa yang akan datang,maka disusunlah Profil
Desa
Giri Emas Ini secara singkat dan
sederhana.
KEUNIKAN DESA GIRI EMAS
Tradisi Bukakak ini dilakukan di desa adat Sangsit, Kecamatan
Sawan, Buleleng, Bali,
Indonesia.
Terdiri dari kata Bukakak yang memiliki arti babi guling yang
matang hanya pada bagian atas atau punggungnya saja. Upacara ini
digelar dua tahun sekali, pada bulan April atau bulan purnama sasih kedasa
menurut kalender Bali.
Nama Bukakak berasal dari kata Lembu (lambang Siwa) dan Gagak
(lambang Wisnu). Bukakak diwujudkan sebagai seekor burung garuda/paksi yg
terbuat dari ambu/daun enau muda serta dihiasi bunga kembang sepatu/pucuk bang.
Sarana yang ditempatkan di dalam Bukakak itu adalah seekor babi (lambang Dewa
Sambhu) yang diguling hanya bagian punggungnya saja sedangkan bagian bawah dibiarkan mentah, sehingga bagian babi tersebut
memiliki 3 warna, yaitu merah atau bagian matang, hitam atau bagian yg masih
ada bulunya (Dewa
Wisnu), dan putih atau bagian yang masih mentah dan bulunya
telah dihilangkan (Dewa Siwa). Jadi Bukakak sendiri merupakan simbol perpaduan
antara sekta Siwa, Wisnu dan Sambhu.
Digelarnya tradisi Bukakak bertujuan untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai dewi Kesuburan, atas kesuburan tanah dan segala hasil pertanian yang melimpah. Wilayah Desa Giri Emas (Dangin Yeh) memiliki areal pertanian yang luas, tanahnya yang subur dan gembur, sehingga sebagian besar warganya berprofesi atau bermata pencaharian sebagai petani. Hal inilah yang melatarbelakangi mengapa tradisi Ngusaba Bukakak ini masih berkembang baik sampai sekarang ini.
Dalam pembuatan
Terowongan air di Bumi Manasa tersebut, beberapa pejabat kerajaan menentang
kebijakan raja karena menghabiskan banyak biaya tenaga dan nyawa. Penentangan
ini tidak disampaikan secara terbuka tetapi secara lisan tertutup dalam Cerita
Goa Raksasa yang berpenghuni raksasa besar yang suka memakan manusia.